Senin, 30 April 2012

Diam

dan benar adanya bila diam akan merubah keadaan.
sepertinya tak ada gunanya, bila tanya hanya dijawab dengan kata-kata maaf.
tak ingin saya mendengar kata-kata itu.
yang saya harapkan adalah penjelasan dari diam itu.
emosi yang sempat terbesit
nada keras sempat keluar dari mulut ini
namun hanya diam yang kau beri.
taukah anda bila saya takkan bisa dengan keadaan ini?
mencoba acuh!
namun saya tak bisa bila melihat mata itu penuh atau entah apalah itu.
dan diam itu tak dapat saya artikan
entahlah mungkin itu keinginan mu.
dan saya tak bisa mencegah nya.
terima kasih anda sudah membuat tanya dalam diam anda.


Selasa, 24 April 2012




langkah itu kita mulai dengan bersama, kamu sakit aku berusaha menghilangkan rasa sakitnya, aku meneteskan air mata kamu mengusap nya dengan sapu tangan yang kau punya. kamu terjatuh kita berusaha membangun kan mu. kita hilang arah kau mencoba mengingatkan (saling mengisi).
semua cerita itu tak berlangsung lama ketika kita hanya melihatmu dari kejauhan, melihatmu semakin enggan menampakkan wajah mu dalam pandangan. betapa kita merindu mu, rindu akan senyum yang lepas tanpa beban. tatapan-tatapan penuh jiwa kebersamaan. tak tau kah diri mu  kami disini selalu menginginkan kamu kembali, bersama menikmati hembusan angin nan menyegarkan. menikmati suasana riang tanpa rasa bosan? kami hanya bisa melihat senyum mu dalam bentuk lukisan? sesekali hanya bisa melihat punggung mu yang berjalan semakin jauh tanpa melihat wajah yang kami harapkan?
kmbalilah, kami disini hanya mampu mendengar kabar mu dari kejauhan kami berusaha untuk mengulurkan tangan kami, semampu kekuatan yang ada dalam diri kita. tak sedikitpun kita melupakan mu. jangan biarkan kami terluka dengan diam mu yang tanpa jawaban. segeralah kembali dengan membawa senyuman. 

Senin, 23 April 2012

teracuhkan!

sikap yang  membuat lupa akan etika yang seharusnya ada(maaf bila kata-kata kasar ini keluar). melanggar atau tak sopan? ah tak tau!
aku membiarkan jari-jari otak itu meluas dengan senang. entah apa tujuannya aku juga tak mengerti.
aku terlalu sering mencegah keadaan itu, tapi selalu saja teracuhkan. apa kah tak sadar bila sikap mu akan membuat hati orang lain enggan percaya dengan mu?
ah entah lah aku tak akan ikut dalam otak luas mu, terlalu jauh bila aku mengejar pemikiranmu.
tapi sadarilah aku tak bisa melihat sikap itu terus-terusan kau tunjukkan didepan mata ku(maaf).

maaf bila kecewa itu ada!

Tetes Bening

sebuah sikap yang menggambarkan apa yg aku rasakan "menangis" ya itu yg jelas-jelas sering aku lakukan ketika aku tak mampu menahan lara yang aku pendam. kelemahan ku tak mampu bercerita saat aku terpuruk dalam kegelapan. semuanya akan aku lakukan dengan diam dan terbendung tetes bening rasa sesak yang selalu aku rasakan dan begitu menyakitkan. aku tak akan mengeluarkan tetes bening ini saat aku masih tegar berdiri dengan kaki ku sendir. aku tak bisa bercerita kepada siapapun ketika hati ku terluka, hanya dengan doa ku pada NYA dan aku bercerita dengan berlinang tetes bening itu yang mampu aku lakukan. kebiasaan buruk memang, tapi tak dapat aku pungkiri itulah hal yang membuat hati ku tenang, meskipun hal itu buruk di mata orang lain, tak apa tak membuat masalah bagi ku. karena aku tenang dengan tetes bening ku yang menemaniku dalam lara ku :)



*ungkapan!!